Sampai sejauh ini, berabad-abad lamanya, kita percaya ungkapan ini MENS SANA IN CORPORE SANO. Jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat. Berangkat dari keyakinan ini hampir semua perhatian manusia difokuskan untuk tubuh. Kita berdoa untuk tubuh, makan untuk tubuh, berolahraga untuk tubuh, membangun rumah untuk tubuh, mengoleksi pakaian untuk tubuh, membeli kendaraan untuk tubuh, memakai perhiasan untuk tubuh, dan lain sebagainya. Kita mengasumsikan bahwa dengan memenuhi semua itu, kita akan menjadi lebih sehat dan nyaman. Setiap rencana, goal setting hidup kita selalu dikaitkan dengan kepentingan tubuh.
Namun, dengan memenuhi semua itu apakah manusia telah bebas dari penderitaannya? Atau lebih spesifik lagi apakah dengan merencanakan dan mencapai semua apa yang terbaik bagi tubuh, manusia, anda dan saya terbebas dari penderitaan tubuh?
Kita menyaksikan dan kita sendiripun mengalami bahwa memenuhi semua kebutuhan untuk tubuh tidak membebaskan kita dari penderitaan. Bahkan terus menjebak manusia, anda dan saya dalam berbagai penderitaan yang tidak terkendali, tanpa memandang usia, latar belakang sosial, ekonomi dan profesi. Seorang dokter jantung dapat saja menderita sakit jantung atau seorang ahli gizi dapat saja menderita sakit karena gizi yang tidak seimbang.
Tinggi atau rendahnya kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi ancaman penderitaan sakit. Dalam masa yang diklaim penuh dengan kemajuan dalam berbagai bidang ini termasuk bidang kedokteran, ancaman menderita kanker, diabetes, tekanan darah tinggi, ginjal yang rusak dan sebagainya terus menebar ketakutan dan kecemasan. Semua gejala ini menunjukkan bahwa kesehatan kita tidak semata-mata dan pertama-tama tergantung pada tubuh.
Sebab, semboyan "Jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat" telah melahirkan sikap serakah dan rakus. Orang yang serakah selalu ingin mendapat yang lebih banyak dan lebih banyak lagi. Dan orang yang rakus ingin menikmati lebih banyak dan lebih banyak lagi. Ketidakadilan lahir dari sikap yang serakah dan rakus melahirkan sikap tidak peduli pada orang lain. Sikap serakah dan rakus merusak solidaritas sosial, kepedulian, dan lingkungan hidup. Kerusakan-kerusakan ini mengganggu keseimbangan sosial, alam dan kesehatan manusia itu sendiri.
Bimbingan Hidup Sehat yang anda peroleh ini berangkat dari keyakinan bahwa Jiwa Yang Sehat tidak berada pada tubuh yang sehat, melainkan sebaliknya. CORPUS SANUM IN MENTEM SANAM, Tubuh Yang Sehat DALAM JIWA YANG SEHAT. Secara vertikal jiwalah yang menghubungkan manusia dengan Penciptanya, dan secara horizontal jiwa yang sama menghubungkan manusia yang satu sama lainnya.
Melalui jiwa kita dapat merasakan apa yang terbaik bagi tubuh kita, melalui jiwa yang baik kita dapat merasakan kebahagiaan karena mencintai dan dicintai, dan melalui jiwa yang baik kita merasa pasti dan nyaman dalam keyakinan bahwa Allah selalu setia pada janji-Nya untuk memberikan yang terbaik bagi hidup kita. Jiwalah yang memberi makna pada tubuh anda. Kalau jiwa tidak ada, tubuh menjadi tidak berguna. Itulah prinsip dari Bimbingan Hidup Sehat ini.
Tubuh Yang Sehat Dalam Jiwa Yang Sehat. Download file PDF mengenai BHS di sini
Racun tubuh adalah makanan yang kurang atau lebih atau tidak sesuai dari kebutuhan standar penciptaan tubuh. Setiap orang memiliki standar penciptaannya dan oleh karena itu kebutuhan orang juga berbeda-beda. Perbedaan ini menyebabkan daftar racun setiap orang juga berbeda-beda.
Contoh ada orang dilarang untuk makan telur, daging, kacang-kacangan. Tetapi ada orang lain yang tidak dilarang untuk makan telur, daging, dan kacang-kacangan. Bagi mereka makanan-makanan ini tidak dianggap sebagai racun. Racun bagi mereka adalah ikan asin, ikan air tawar dan lain sebagainya.
Atau meskipun daftar racunnya sama, kesamaan itu tidak mengurangi sedikitpun hakekat tubuh manusia yang unik. Sebab racun yang sama berdampak berbeda bagi setiap tubuh. Ada orang yang dilarang makan daging karena daging tidak baik bagi kesehatan jantungnya. Namun daging yang sama tidak memiliki pengaruh buruk pada jantung "bagi yang lainnya". Bagi yang lain daging akan merangsang pertumbuhan kanker.
Perbedaan-perbedaan dalam daftar racun dan dampaknya pada masing-masing individu menunjukkan bahwa setiap individu memiliki standar penciptaannya masing-masing. Ada individu yang diciptakan dan hidup dengan berbagai macam makanan selain daging, telur, dan kacang-kacangan. Dan ada individu-individu yang diciptakan dan hidup dengan makan daging, telur, dan kacang-kacangan, namun mereka tidak dapat makan udang, ikan, cumi, dan lain sebagainya. Sebab bagi mereka udang, cumi, dan ikan adalah racun yang berbahaya bagi tubuh mereka.
Kekeliruan manusia selam aini adalah memperlakukan setiap individu dengan standar yang sama. Seolah-olah vitamin yang ada dalam ikan baik bagi setiap infividu, atau rotein dalam setiap daging baik untuk semua manusia. Kalau asumsi itu benar maka tentu saja seharusnya semua orang yang makan atau minum vitamin yang sama atau protein yang sama akan memperolah kesehatan dan kecerdasan yang sama.
Keyakinan itu lahir dari kesadaran palsu (false concsiousness) yang dikemas dan disosialisasikan oleh berbagai institusi rasional seperti kesehatan, ekonomi, dan bahkan pendidikan. Kita menyadari bahwa makanan yang sama memiliki pengaeruh yang berbeda pada setiap tubuh. Ada orang yang menderita stroke karena makan daging. Namun daging yang sama tidak menyebabkan stroke pada orang yang lainnya. Atau ikan yang sama menyebabkan stroke pada satu individu dan menyebabkan diabetes pada individu yang lainnya.
Gejala-gejala unik tersebut menunjukkan bahwa ukuran kesehatan antara satu orang dengan orang yang lainnya berbeda dan tidak dapat disamaratakan. Pendekatan terapi kesehatan konvensional yang didukung oleh teknologi kesehatan baik dalam bidang kedokteran maupun dalam bidang ilmu gizi memperlakukan semua individu dengan cara yang sama.
Dalam pendekatan yang lebih spiritual pada Bimbingan Hidup Sehat ini setiap kita diperlakukan sebagai individu yang unik. Semoga dengan Bimbingan Hidup Sehat ini, kita sendiri juga sebagai individu menghayati diri kita sebagai pribadi yang unik yang harus diperlakukan sesuai dengan standar penciptaannya.
Racun tubuh adalah makanan yang kurang atau lebih atau tidak sesuai dari kebutuhan standar penciptaan tubuh. Setiap orang memiliki standar penciptaannya dan oleh karena itu kebutuhan orang juga berbeda-beda. Perbedaan ini menyebabkan daftar racun setiap orang juga berbeda-beda
Hak Cipta © 2025 Porat Antonius - Semua Hak Dilindungi Undang-undang.
"Corpus Sanum in Mentem Sanam" ~ Porat Antonius~
Situs web ini menggunakan cookie. Dengan terus menggunakan situs ini, berarti Anda menerima penggunaan cookie kami.